Apakah para pahlawan yang senantiasa terpampang di
foto-foto hari ini, 10 November. Soekarno dan pendampingnya, Mohammad Hatta, yang
menjadi proklamator kemerdekaan Indonesia, R.A. Kartini yang berjuang dalam hal
emansipasi Wanita, Teuku Umar dan Cut Nyak Dien yang berhasil melakukan
serangan dan memberikan tekanan besar terhadap Belanda di Banda Aceh (Kutaraja)
dan Meulaboh, Pangeran Diponegoro yang memimpin perang Diponegoro melawan
penjajah Belanda selama lima tahun, sang “Bapak Pendidikan Indonesia” Ki Hajar
Dewantara, Soetomo. Tan Malaka, dan masih banyak lagi pahlawan yang tidak bisa
disebutkan satu-satu.
Mereka memang pahlawan yang luar biasa. Berjuang
sedemikian rupa, mengerahkan seluruh jiwa dan raga untuk kesejahteraan rakyat
Indonesia. Namun, masih ada yang luar biasa.
Apakah Uzumaki Naruto yang berjuang dari seorang yang
dikucilkan, hingga menjadi MVP dalam perang dunia Shinobi ke-4, menyelamatkan
banyak sekali nyawa, mensejahterakan banyak sekali manusia di dalam ceritanya.
Ataukah Monkey D. Luffy yang telah menyelamatkan banyak negara dari pemimpin-pemimpin
yang mengerikan, Alabasta, Dressrosa, Wano, juga beberapa pulau yang sedang
dalam keadaan tidak sejahtera. Kedua tokoh hebat itu tidak hanya menyelamatkan
manusia-manusia yang ada di dalam ceritanya, namun juga para penonton. Aksi
mereka memotivasi, pantang menyerah mereka menyalakan kobaran api semangat, membuat
para penonton Kembali hidup dengan lebih baik.
Mereka memang pahlawan. Luar biasa. Walaupun kalau
dibandingkan dengan para pahlawan yang telah disebutkan sebelumnya, sangat
tidak sopan menganggap bahwa karakter-karakter anime ini lebih luar biasa. Lantas,
siapakah pahlawan paling luar biasa.
Pahlawan paling
luar biasa hebat adalah para guru yang telah mengenalkan dirimu kepada Baginda
Nabi Muhammad shalallahu alaihi wa sallam, tokoh utama seluruh jagad
raya yang begitu sayang kepada kita semua. Sayyidina Wa Barokatuna Al-Habib Ali
bin Muhammad Al-Habsyi berkata: “Tanpa guru, kamu tidak akan bisa wushul kepada
Rasulullah kecuali melalui pintu gurumu. Dan kamu tidak bisa wushul kepada
Allah tanpa pintu Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam.
Oleh karena itu, fana’ lah kepada guru. Dengan fana’,
seseorang akan mendapatkan pelita yang dapat meneranginya di kegelapan,
mendapatkan pondasi yang dapat menguatkannya. Fana’ kepada guru artinya seorang
murid yakin bahwa tidak ada yang mengungguli derajat gurunya, kecuali maqom kenabian.
Posting Komentar