Mantradeva: One Piece Lite Berunsur Budaya Bali



        One Piece merupakan manga ataupun anime terlaris sepanjang masa. Sebuah jaringan televisi Amerika, Nickelodeon mencoba menyajikan sebuah cerita yang juga luar biasa berjudul “Avatar The Last Airbender”, namun dengan lebih padat dan tidak perlu komitmen panjang hingga 20 tahun lebih seperti One Piece. Sementara itu, di Indonesia juga menyajikan cerita serupa, sebuah komik yang digarap Gusti Kudit dan Agung Bollo. Terbit pada 2 November 2016. Judulnya “Mantradeva” dan sudah tamat beberapa tahun yang lalu. 

Menceritakan Sona, siluman yang ditakdirkan untuk menutup ramalan yang telah dilanggar oleh pahlawan di masa lampau. Supaya dapat mewujudkan takdir yang telah diembatkan pada dirinya, Sona harus mengumpulkan dan menguasai pusaka sembilan dewa yang disebut Nawadewata. Selama perjalanannya, Sona ditemani kawan-kawan luar biasa. 

Sama seperti One Piece dan Avatar, cerita ini tentang perjalanan sosok  yang ditakdirkan untuk membawa kedamaian di dunianya yang sedang tidak baik-baik saja. Ditemani oleh teman-temannya yang menjadikan persahabatan sebagai salah satu unsur dalam cerita ini. Selain itu, kisah perjalanan menjadi semakin menarik ketika diiringi dengan world building yang disajikan dengan detail sedemikian rupa. Unsur politik juga tidak lepas dari kisah di komik ini. Selain itu, sebagai sosok yang mengemban takdir yang sangat berat, Sona kerap diperlihatkan berada dalam konflik batin tentang dirinya sendiri. Menjadikan pelajaran yang dalam untuk para pembaca. 

Komik Mantradeva menarik dan wajib dibaca karena banyak mengusung unsur-unsur di pulau Bali, bagian dari negara Indonesia. Maka, selain menjadi penghargaan untuk karya anak bangsa, pembaca bisa lebih mengenal banyak tentang pulau Bali. Kalarau, Celuluk, Pan Balang Tamak, Manik Angkeran, Khalikamaya, Rangda, dan masih banyak lagi nama-nama besar dari cerita rakyat Bali. Beberapa tempat yang ada di dalam cerita juga terinspirasi dari lokasi-lokasi tempat wisata di pulau Bali. Seperti Setra Gandamayu dari desa Trunyan di Kintamani, Kab. Bangli, Bali. Negeri Hutan Raksasa, Asura yang terinspirasi dari Munduk Sari di Kerta Payangan, Kab. Gianyar, Bali dan juga Air Terjun Kroya di Sambangan, Sukasada, Kab. Buleleng, Bali. Dan masih banyak lagi tempat dan unsur-unsur lainnya dalam cerita yang diterangkan dengan singkat dan menarik pada setiap akhir chapter.  

Walaupun kurang lebih sama dengan Avatar The Last Airbender, namun Mantradeva terkesan lebih singkat dengan 152 chapter daripada Avatar dengan 61 episode dengan masing-masing episodenya sekitar berdurasi 22-23 menit. Hal ini menyebabkan penulisan karakter di Avatar lebih dalam dan kompleks. Walaupun begitu, penulisan karakter Villain lebih berkesan Rangda (villain utama dalam Mantradeva) daripada Raja Api Ozai (villain utama dalam Avatar The Last Airbender). Hal ini bisa dimaklumi karena hampir setiap kemunculan, Rangda sang penyanyi diiringi dengan nyanyian Sandhikala, sinden yang dapat membawa bencana yang sangat mengerikan. Selain itu, Mantradeva unggul dalam world buildingnya. Walaupun tidak sampai menjelajah seluruh dunia seperti Avatar, namun setiap tempat yang dikunjungi Sona diceritakan dengan detail dan ciri khas tempat itu masing-masing. Selain itu, art style yang ada dalam Mantradeva lebih modern, dengan pusaka Nawadewata yang beragam, membuat Sona seperti Kamen Rider dengan beragam wujud perubahan.  

Komik Mantradeva dapat dinikmati di Webtoon secara gratis. 

Selamat membaca! 


Posting Komentar

Post a Comment (0)

Lebih baru Lebih lama